ku harap, kau tetap tersenyum dan selalu menegakkan sebuah kepala dan berbesar hati atas kenyataan yang begitu pahit ketika kabar itu datang.
Di atas gunung Sindoro ini, aku berdoa semoga apa yang terjadi nanti kepadamu bersinggah hal - hal baik, namun cukup disayangkan, sialnya aku sudah tau dulu keputusan itu, mungkin tidak akan bisa kau terima, tapi itu kembali lagi itu keputusan atas pertimbangan-pertimbangan yang tidak fair.
Duhai kekasihku, kau tak perlu khawatir. Diluar sana, kau akan benas bisa mengepak-kan sayap-sayap patahmu yang perlahan patah, dan akan kau perbaiki lagi di tempat baru.
Duhai kekasihku, tenang lah, dan tunggu lah aku kembali kehadapan mu dengan sebuah senyuman yang entah akan di iringi oleh apa nanti.
semoga, apa hal yang aku khawatirkan tentang mu, tidak terjadi di saat terakhir. Aku mengenalmu begitu lama, Kau yang terbaik, dan aku selalu menilai bahwa itu adalah kesalahan besar baginya.
Tenang lah, kau akan tetap hidup jika memang keputusan itu tidak berpihak dengan mu.
Jangan putus asa sayangku, kutuliskan sepucuk doa berselimut surat dari lembah kasih, sunrise camp sindoro ini.
Titip salam dari rinduku , untuk mu dengan harapan dari ketinggian 3.100 meter diatas permukaan laut, Sindoro via kledung.
No comments:
Post a Comment