Aku menyimpan raga disaku celanaku
Sedang jiwanya tertinggal diatas meja setelah sarapan.
Bersama kopi tiap pagi, juga sehelai roti berisi diksi.
Pukul tujuh kuberangkat kerja menuju halte tempat biasa ku menunggu.
Disampingnya, kulihat setangkai bunga mawar yang mulai layu
Lalu ku bertanya padanya "Bagaiamana kau bisa layu, sedang bunga yang lain tetap mekar disekitarmu"
Ia pun menjawab "Untuk menjadi abadi, kau tak harus tampil penuh disekitarmu"
Aku tertegun, lalu mencoba sedikit melangkah maju menghampiri bunga mawar tersebut
Tanyaku kembali "Siapakah yang menyakitimu?"
Ia tak menjawab, seketika hening.
"Siapa?" tanyaku lagi
Lalu dengan tegas ia menjawab "Orang itu memetik ku tidak tepat, sehingga ia terkena duri ku sendiri, itulah yang membuatku layu hari ini."
Kau benar, bahwa kau memang berduri, tapi kau tetap cantik untuk mereka yang berhasil memetikmu dengan tepat.
akan tetapi, seberduri apapun kamu, tetaplah jangan menjadi duri untuk bunga dan mahluk hidup yang lain, sebab katanya yang berduri itu hanya kaktus di lahan gersang.
Kau tak perlu layu, kini sudah ada aku yang berhasil merawatmu, sehingga kau tetap abadi tanpa harus unggul dari sekitarmu.
sekian
No comments:
Post a Comment