Setelah beberapa waktu yang sangat panjang, Akhirnya tibalah pada pertandingan penghujung kompetisi, dimana puncak dari klimaks drama - drama sebelumnya, kompetisi yang sangat panjang dimulai dari Mei 2018 dan berakhir di Agustus 2019, yang kini menyajikan final piala Indonesia antara Persija vs PSM dengan skor agregat 2-1 untuk kemenangan PSM dan menjadikan PSM sebagai Capolista untuk gelaran Piala Indonesia 2018 (Padahal tahun nya sudah 2019)
Disini, saya tidak akan berbicara banyak tentang jalannya pertandingan, yang dirasa memang Persija kalah telak dalam urusan strategi dan segalanya, Tapi disini saya akan mencoba menelisik dan mengungkapkan apa yang sebenarnya saya ketahui, Kejadian non teknis diluar lapangan, seperti apa yang diberitakan media media ternama, sampai harus mengorbankan persahabatan antara Jakarta dan Makassar yang kini katanya terpecah.
Media massa saat ini terus menggoreng dan menyajikan santapan nya kepada khalayak orang, disana barang dagangannya dijual, kita yang menonton adalah konsumen yang terus di hantui rasa ingin tahu apa yang telah terjadi sebenarnya .
Sebenarnya, hubungan Jakarta dan Makassar tidak pernah mempunyai track record permusuhan, sejak jaman perserikatan mungkin. Ada orang Bugis punya istri orang Betawi, orang Betawi punya menantu orang Bugis, dan masih banyak yang lainnya, yang bahkan saya sendiri adalah peranakan dari ayah yang berdarah Bugis Makassar.
Bicara tentang sepak bola, Beberapa kurun waktu belakangan ini hubungan Jakarta Makassar memang sedang retak, namun belum terpecah sampai berkeping-keping seperti saat ini..
Dan faktor dari keretakan itu adalah ketika saat musim Liga 1 2017 , dimana ada 3 tim papan atas saat itu yang berpeluang menjadi juara, Bali united, PSM dan Bhayangkara FC. Khusus Bali Utd dan PSM, saat itu poin mereka hanya selisih beberapa poin saja dan jauh meninggalkan bayang bayang Bhayangkara FC disana.
Sampai akhirnya, Pertemuan penentuan juara antara PSM vs Bali utd lah yang dirasa lebih ditentukan lewat pertandingan tersebut.. akan tetapi match antara PSM vs Bali hanya berlangsung skor kaca mata, sampai akhirnya terjadi keributan di sana.. namun beberapa hari kemudian, keluarlah berita mengejutkan dimana Bhayangkara FC mendapatkan tambahan poin imbas dari terkena sanksinya Mitra Kukar yang telah terindikasi memainkan Sissoko saat bertemu kontestan tim liga 1 lain nya, saat itu yang notabennya terkena kartu merah dan harus absen saat itu.. sontak menimbulkan efek curiga antara pihak PSM dan Bali.
Dan akhir nya, liga 1 2017 pun berhasil di juarai oleh Bhayangkara usai mendapatkan poin ghibah saat itu, Peringkat kedua adalah Bali united yang dirasa paling dicurangi saat itu, peringkat ketiga ada PSM dan peringkat ke 4 adalah Persija Jakarta, apakah disini permasalahannya ? Bukan mari kita jabarkan dibawah ini.
Sesuai peraturan FIFA dan AFC, yang berlaku mewakili Indonesia di ajang Liga Champions Asia adalah peringkat 1 liga dan Yang mewakili Indonesia di ajang AFC Cup adalah peringkat kedua di liga.. Karna saat itu Bali united baru saja memulai karir sebagai klub profesional, Bali tidak mendapatkan / lolos verifikasi AFC , juga PSM Makassar, mereka dianggap belum memenuhi kriteria yang didalam syarat FIFA untuk mewakili Indonesia di ajang internasional..
Sementara itu, di peringkat 4 dan 5 ada Persija dan Madura, Persija lolos verifikasi namun tidak dengan Madura, Dengan demikian Persija lah yang di tunjuk langsung oleh PSSI untuk mewakili Indonesia di Asia.
Dengan di tunjuk nya Persija yang mewakili Indonesia di kancah Asia, ternyata menimbulkan kecemburuan hatters Persija yang kayaknya sudah melebihi fans setia nya, Banyak isu dimana mana bahwa Persija dibantu untuk bermain di Asia, terlebih akun akun anonim dari Makassar yang nampaknya kurang terima, tim yang berada di bawah tim kebanggaannya malah yang mewakili Indonesia di Asia.
Kecemburuan kecemburuan tersebut semakin mengakar, terutama saat hatters Persija semakin Jago untuk menghasut orang Makasar untuk berteman dengan mereka agar dapat memusuhi anak Jakarta.
Akhirnya kecemburuan itu menimbulkan retakan retakan baru didalam hubungan antara Jakarta dan Makassar, Terutama saat mereka berhasil mewujudkan atau membongkar siapa pemilik asli Persija.
Retakan retakan itu terus saja merembet ke beberapa tempat, Sampai akhirnya tibalah pecahan sedikit demi sedikit saat Persija berhasil Juara saat liga 1 musim 2018 kemarin. Faktor pecahan itu juga mungkin timbul karena ulah hatters Persija yang lagi lagi mampu mewujudkan keinginannya untuk menghasut anak Makassar untuk berteman dengan mereka dan memusuhi anak Jakarta, timbulah kata "Anak Papa" dan "Juara settingan" , Itu dimulai dari mulut mulut bau hatters Persija sendiri yang merembet ke pikiran anak anak Makassar.
Sampai akhirnya, Klimaks perpecahan dan retakan retakan itu datang saat final piala Indonesia kemarin, tepatnya tanggal 28 Juli 2019, dimana Bus Persija yang saat itu tengah mengalami sesudah official training, dipaksa untuk menikmati lempar jumroh yang katanya itu oknum yang sampai sekarang mungkin belum di usut tuntas dan mengenai mata official Persija saat itu, akhirnya menimbulkan match final di tunda dan akhirnya sampai beredar kejadian di Tebet yang membuat hubungan Jakarta Makassar sudah pecah.
Sebetulnya, jika dilihat secara non teknis, justru Persija lah yang amat sangat rugi untuk match ini, Pertandingan batal Persija terbang dari Makassar menuju Jakarta, Sampai Jakarta mereka bermain lawan Arema tanggal 3 dan harus kembali ke Makassar tanggal 5 malam tanpa uji coba lapangan, mustahil bukan?
Belum lagi, seharusnya ketika kita melihat Bagan Piala Indonesia, Justru PSM lah yang harusnya menjadi tuan rumah lebih dulu di leg 1, dan Persija tuan rumah di leg 2, tapi nyatanya? Bahan tersebut di ubah beberapa hari menjelang final, tentu sebuah hal non teknis yang lelucon bukan hehe
sekarang, retakan - retakan yang sudah menjadi pecahan itu tidak bisa bersatu kembali, bola api semakin membesar..
siapa kah yang harusnya mengalah?
Terakhir dari saya:
jika memang piala itu berarti untuk kalian, ambil lah.. biarkan hubungan kita yang sudah terjalin lama ini menjadi korban nya.. silahkan kalian termakan hasutan yang dikeluarkan oleh hatters hatters kami, sampai akhirnya nanti kalian sendiri menjadi Boomerang nya mereka.
Ini hanya curhatan saya, seorang Persija fans yang berdarah Makassar !
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Maka, kau harus Maluku untuk mencintaiku
Oleh temanku, Rahmat Hidayat Madubun (Sombanussa) Pagi ketika aku terbangun, ketika pintu terbuka,jendela terbuka, aku masih tekun merindui...
-
Pukul 3 pagi, jumat di oktober awal dini hari setelah usai pulang kerja dan mengantar kekasih tersayang kerumahnya di dekat daerah Mampang,...
-
Indonesia adalah sebuah negara yang mempunyai politik sangat kuat, mungkin di beberapa negara pula sama, namun pada prakteknya, politik di ...
No comments:
Post a Comment