Beberapa hari ini, saya lebih mengurung diri ditempat persembunyian yang menurut saya dapat membackup saya dari beberapa problematika hidup yang saya alami. Sekedar untuk liat Handphone saja saya merasa suntuk, bukan karena saya takut untuk bercengkrama, tapi lebih untuk tidak gegabah dalam mengambil keputusan terbaik.
Pasang surut asmara, berantakan nya kehidupan keluarga, hingga buruknya karir yang saya alami beberapa hari terakhir yang membuat saya ambil sikap untuk mengurung diri.
Hari ini, saya memberanikan diri untuk keluar dari zona nyaman tersebut, kembali mencoba ambil asa-asa yang kemarin mencoba larut sedemikiran rupa karena ekspetasi saya yang terlalu jauh, ikhlas mungkin kata yang paling tepat untuk saya hadapkan sekarang ini.
Saya berterima kasih kepada diri saya, sudah melangkah sejauh sampai hari ini, meski kemarin-kemarin saya kembali ke setelan pabrik untuk sesekali merasakan pahit setelah senang hadir sebentar, tak apa.
Kulihat, kamu sudah tidak lagi berlarut dalam kesedihan yang kamu alami, senang dengar nya. Bahkan kamu bisa berkomunikasi kembali dengan beberapa teman lawan jenis yang sebelumnya kamu kurangi intensitiasnya. Saya cukup bangga, bahagia mu kini tidak ada lagi ikut campur dalam urusanku sekarang, hanya itu yang bisa saya berikan mungkin setelah apa yang kamu alami kemarin-kemarin.
Saya meminta maaf sedalam-dalamnya, apabila semua reaksi yang saya buat atas kesalahanmu terlalu berlebih, mungkin rasa sayang saya yang terlalu begitu fanatik, sampai pada akhirnya saya lupa bahwa saya seharusnya ada kans untuk ditinggalkan karna reaksi saya sendiri.
Izinkanlah saya berstatement, agar semuanya lebih objektif biar konsumsi publik tidak terlalu berpihak pada satu sisi saja. Seperti apa yang kau bilang ke semuanya. Bukan saya mencari pembenaran, lebih ingin mereka tahu, apa sebab atas reaksi saya yang begitu berlebih.
Satu hal yang cukup saya sayangkan, mengapa kita yang terlalu satu visi, mengapa lupa ada pewajaran-pewajaran perbedaan yang kecil kita lupakan, tidak terlalu fair dalam mengambil keputusan. No problem, mungkin kamu punya keputusan sendiri yang membuat kamu lebih punya itegritas lebih.
Balik lagi kepada diri saya, sekarang saya tidak ingin kedalam jalur bahagia kamu, tidak juga menuntut pengakuan dari siapapun, yang jelas saya berada di titik ini sudah menjadi sebuah pecapaian luar biasa dengan segala perjuangan di balik ini semua. Saya sadar, semua orang tidak akan ada tolak ukur untuk sebuah pencapaian. Kalau dirasa perjuangan saya selama ini tidak ada arti, ya gapapa semua sudah saya ambil resikonya di awal, seperti yang pernah saya ucapkan sebelum mengawali hubungan ini.
Kini saya sudah mulai untuk lebih ikhlas menerima apapun, dan kau berhak bahagia dengan siapapun pilihanmu.
Saya selalu mendoakan hal-hal baik selalu singgah kepadamu, kamu ambil jalan mu, dan biarkan saya ambil jalan pilihan saya sendiri.
Terima kasih untuk waktu sebentar yang pernah buat saya menjadi tujuan awal untuk semangat dalam mencapai apapun, saya pamit untuk tidak akan kembali.
Selamat berjuang.
No comments:
Post a Comment