Pada malam itu, tanggal 24 Juni 2016 tepat dimalam pertengahan bulan ramadhan tersaji partai BIG MATCH yang mempertemukan antara Persija Jakarta vs Sriwijaya FC dalam lanjutan Torabika Super Championship 2016 (TSC 2016) di stadion Gelora Bung Karno, Jakarta sekitar jam 21.00 Wib.. Dalam lanjutan tersebut, Persija sempat memberikan pressure kepada SFC, hingga tepatnya Bambang Pamungkas mendapatkan sebuah tendangan pinalti, namun sayang Bepe tidak dapat mengkonsumsikan nya menjadi sebuah gol malam itu, drama berlanjut sampai pada akhirnya Hilton Moreira yang statusnya saat itu adalah mantan pemain seleksi yang "Hampir" merapat ke Persija, mencetak gol dari tendangan bebas yang merubah kedudukan menjadi 0-1 untuk keunggulan SFC.
Drama pun belum usai, tepat 15 menit sebelum Pluit panjang di bunyikan, di dalam seisi stadion Gelora Bung Karno bergemuruh, seisi stadion terlihat asap asap flare yang membuat pertandingan sempat dihentikan sementara, sampai pada akhirnya ada salah satu penonton yang masuk ke area lapangan, hingga pertandingan dipaksakan untuk berhenti karena kericuhan yang tidak kunjung usai, dan Persija dinyatakan WO 0-3 atas SFC.
Banyak media massa yang bertebaran memberikan informasi yang menurut saya nyeleneh dan menyudutkan pihak anak Jakarta yang pada saat itu menjadi perhatian lebih publik, karena disalah satu media memberitakan bahwa kericuhan tersebut buah hasil dari Bambang Pamungkas yang tidak bisa mencetak gol dari pinalti, dan yang lebih parah karena Persija kalah dari SFC, menurut saya itu tidak adil, karena yang berada di TKP pun tidak ada sangkut pautnya dari kejadian itu, itu hanya menambah kelam nama baik The Jakmania dan Persija, untuk lebih jelas mari kita helai masalah ini dari akarnya (kebetulan saya berada di TKP)
Awal mula, kericuhan tersebut adalah buah tindak represif dari pihak keamanan di sektor 19 SUGBK yang pada saat itu sedang beratraksi phyro show untuk menuntut keadilan atas kelanjutan kasus kematian Alm. Muhammad Fahreza yang kasusnya tidak ada kepastian saat meninggal pada 13 Mei 2016 di pintu 12 SUGBK, tindakan represif dari keamanan membuat keadaan menjadi panas hingga merembet ke sektor 17 SUGBK , walau pada akhirnya kericuhan sempat padam hingga akhirnya match dilanjutkan kembali karena sempat tertunda beberapa menit.
Setelah match dilanjutkan kembali karena tertunda beberapa menit, kembali lagi harus diberhentikan karena ada beberapa pemain SFC yang memprotes matanya perih karena efek Red flare & Smoke bomb, nyatanya itu tidak sama sekali berefek, efek tersebut menurut saya terjadi karena asap atau kabut yang keluar dari tembakan gas air mata yang dilepaskan pihak keamanan kepada suporter saat itu , dan itu terjadi disalah satu sektor yang saya tempati
Sebelum terjadi Chaos merembet dari sektor sebelumnya, Sektor/Tribun yang saya tempati tidak terlalu memperurus tindakan represif dan pancingan yang dilakukan oknum keamanan, kami fokus ke match sampai pada akhirnya dari belakang tribun yang kami tempati terdengar suara ledakan lalu diiringi asap yang membuat lagi lagi mata kini lebih perih dari sebelumnya, kami semua panik, ingin bergegas menjauhi hingga keluar dari dalam stadion tersebut, sampai terjadilah salah satu oknum suporter yang turun kelapangan karena matanya kepedihan, mungkin menurut saya itu bentuk dia ingin menyampaikan bahwa matanya perih karena ditembaki gas air mata,tapi lagi lagi tindak represif dan tidak mau tahu langsung diberikan bogem mentah kepada suporter tersebut yang datang menghampiri pemain , wasit dan pihak keamanan, tindakan tersebut membuat semuanya menjadi sulut hingga yang lainnya ikut terpancing.
Lalu usai tembakan gas air mata tiba tiba tanpa kejelasan itu dilepaskan dari belakang kami, kami bergegas turun kebawah lapangan guna menyelamatkan diri, namun lagi lagi kami dihadang petugas yang katanya bertugas mengamankan jalannya pertandingan, kami dipaksa bertahan didalam tribun yang berisi kepekatan asap dari gas air mata, terlihat banyak anak kecil, wanita, lansia dan ibu hamil yang merasa tidak nyaman pada malam itu, dipaksa untuk bertahan di situasi yang gelap, perih dan tindak anarkis dari pihak yang katanya malam itu bertugas menjadi keamanan.. Lalu saya pun bergegas mencari pintu keluar bagaimanapun caranya, sampai pada akhirnya saya berhasil membawa beberapa teman saya keluar dari situasi tidak nyaman tersebut selama kami menonton sepak bola, yang berujung kericuhan menyebar sampai keluar lapangan.
Setelah kami berhasil keluar dari zona angker tersebut, kami bergegas mengarahkan ke area Hall basket A SUGBK, disana lah mobil kami diparkirkan, tapi untuk akses menuju kesana pun susah, karena kita sudah dihadang oleh beberapa pihak keamanan..
Setelah menunggu beberapa menit, akhirnya kami tiba diarea parkir tersebut, lalu kami semua bersiasat untuk menahan diri di area tersebut sampai beristirahat karena kita sudah melewati sistuasi yang tidak dinginkan, tapi siasat untuk menahan diri tersebut justru membuat kami semua menjadi Boomerang, lagi lagi untuk ke 3x nya kita terkepung oleh pihak keamanan yang pada malam itu melakukan tindak anarki bukan lagi represif, akhirnya kami sepakat untuk bertahan didalam mobil dengan menjadi seperti bunglon lalu lampu dimatikan sambil melihat tindak anarki pihak keamanan yang menghancurkan mobil permobil yang masih terlihat anak Jakmania hingga suporter Sriwijaya..
Tidak hanya mobil, ada beberapa Jakmania yang masih berada di area tersebut digetok, ditendang, dipukuli hingga di injak injak, bahkan yang lebih parah dagangan seorang pedagang yang berada di area tersebut pun di hancurkan padahal mereka tidak tahu apa apa.
Kami semua terkepung hebat didalam mobil, berharap keberuntungan menyelimuti malam itu, tapi atas perlindungan Yang Maha Kuasa, kami semua terselamatkan dari tindak anarki tersebut, Alhamdulillah.
Akhirnya kami semua berhasil keluar dari area SUGBK sekitar pukul 2.30 Wib pagi.
Setelah kejadian tersebut, banyak yang mencaci kami sebagai suporter kampungan, udik, tukang rusuh dll, padahal kami semua pun tidak tahu menahu apa dibalik ini? Saya pribadi menilai kejadian ini adalah suatu Settingan, settingan seperti apa? You know lah :))
Pesan saya untuk semuanya yang tidak tahu kami:
Jangan menilai kami, sebelum kalian mengenal kami lebih dulu.. Jangan suka berkomentar kalau kalian tidak berada di tempat kejadian perkara!
Salam
No comments:
Post a Comment