Disini saya akan menumpahkan sebuah emosi saya, hati kecil saya, yang kemarin sedang berduka karena pertama saya dan keluarga saya mendapat musibah kebakaran, dan yang kedua saya mendapat perlakuan tidak khusus dari orang sekitar yang menurut saya sebelum terjadi bencana adalah baik baik saja.
Saya sangat setuju kepada istilah yang menyatakan bahwa "Saudara dan uang itu berbeda" karena saya menanggapi sebuah istilah itu dengan sangat sensitif, ya sensitif.
Bagai mana tidak? Apa yang saya katakan dengan sensitif itu bermula dari awal nya selesai musibah, dimana banyak orang-orang munafik bertebaran, banyak orang orang yang mengemis yang didalam kesempatan orang tersebut malah tidak terkena musibah tersebut.
Seperti yang dilihat dari kacamata saya sendiri, saya mendapati ketidakbijakan saudara saya sendiri yang saat selesainya terjadi kebakaran adalah sebagai "simbolis" atau "penggerak" dari koordinator penggalan untuk musibah itu sendiri.
Ketidakbijakan itu terjadi ketika, saya dan keluarga saya tidak tercantum namanya disebuah kertas yang dimiliki oleh Pemda untuk penggantian sebuah dana dari musibah kebakaran itu.
Saya tidak habis pikir kenapa ini terjadi, semua orang pun tidak ingin musibah itu datang.
Saya juga tidak habis pikir apa yang ada di kepala saudara saya sendiri yang saat itu tidak mencatat nama keluarga saya disalah satu kertas milik Pemda untuk penggantian dana tersebut.
Inilah yang membuat saya emosi, saudara sendiri itu ternyata tak berlaku ketika ada kesempatan yang terbuka untuk sebuah uang semata.
Ketika saya sedang mengalami musibah seperti ini, mereka malah bersenang-senang ya mengambil hak kamu yang bukan hak miliknya sendiri, sungguh ironis.
Disini saya tidak akan berbuat apa apa, karena untuk saat ini saya memang tidak kuat bahkan sama sekali tidak punya apa apa hehe, tapi insyaAllah saya masih punya Allah SWT yang masih bisa memberi saya dan keluarga saya rezeki lebih dari itu semua, Amin.
Mungkin ini tulisan tidak berlaku bagi kalian yang membaca, tapi ini berlaku buat saya yang sedang melewati fase terburuk dalam diri saya. Semoga ini menjadi pembelajaran buat kami tentunya
Pesan saya untuk kalian, Mencari kesempatan ditengah musibah, apakah kalian waras?
Sekian.
No comments:
Post a Comment