Sunday, April 23, 2017

Jika kita sudah tua nanti, kenangan lah yang hanya kita kenang

Pertengahan tahun 2000/2001

Adalah anak ingusan yang berumur kurang lebih 4 tahun yang baru bisa membaca dan sesekali menyanyikan lagu "sebuah kisah klasik"  dengan terbata - bata milik band fenomenal dari Jogjakarta kala itu, ya Sheila on 7 .

Disuatu siang hari, anak ingusan itu mempunyai rencana untuk berkunjung ke sebuah tempat yang pada dasarnya adalah sebuah stadion sederhana milik klub Jakarta didaerahnya Menteng Jakarta pusat, dengan digendong ayahnya untuk menyaksikan sebuah latihan sepak bola disana .

Dari kejadian itu, anak ingusan itu kini mengenal apa itu sepak bola walau sesekali hanya bisa mengatakan "tendang" dan "golin"  saja .

Singkat cerita, anak itu kini bertambah satu tahun lebih tua Haha. Rencana nya siang ini juga dia akan menyaksikan final sepak bola liga Indonesia 2001 (17 Oktober 2001) yang mempertemukan Persija vs PSM di stadion Senayan Jakarta .

Semenjak kejadian dikenalkan dengan sepak bola, anak itu kini menyukai tim asal Jakarta, walau ayahnya yang memperkenalkannya itu menyukai klub asal makassar, PSM Makassar tapi tidak dijadikan soal oleh keduanya .

Berangkatlah ayah dan anak ingusan itu kestadion dengan izin awal kepada istri nya hendak jalan jalan malam menghibur anak ingusan nya itu yang sedang rewel, pungkas nya untuk mengelabui istrinya yang tidak suka anaknya dibawa untuk menonton sepak bola .

Dan tibalah  mereka keduanya distadion .

Seperti biasa, ayah dari anak ingusan itu membeli 2 buah tiket untuk dirinya dan anak ingusan nya itu. Lalu membeli minum dan makanan untuk dibawa kedalam stadion megah se-Asia tenggara itu .

Singkat cerita, akhirnya Persija mampu mengalahkan kegagahan dari PSM Makassar. Persija mampu sebagai juara saat tahun itu, dan sang anak ingusan itu turut bahagia, walau usianya hanya baru 5 tahun tapi sampai sekarang anak itu terus mengingatnya.

Anak ingusan itu adalah saya sendiri, sosok pemuda yang kini berusia 21 tahun.

Tidak terasa, semuanya sudah berlalu. Bocah ingusan itu kini semakin mengerti apa itu sepak bola, bagaimana cara dimainkannya, bagaimana cara didukungnya dari segala hal mulai pemain bahkan ke fansnya .

17 tahun sudah saya mengenal sepak bola dan Persija berkat ayah .

1 trofi Ligina 2001, 1 trofi  piala sultan hasanal Bolkiah, juara 1 bangyos cup 2003, Runner up Ligina 2004/05, dan Copa Indonesia 2004, Juara 3 Copa Indonesia 2007, Juara 3 ISL 2010 bahkan peringkat 18 ISL 2014 hampir degradasi  saya pun pernah merasakan.

Berkat ayah, saya bisa mengerti semuanya

Saya berterima kasih kepada ayah saya, karna dia saya dan dia kini gila, bola !

Sekiam

Saturday, April 1, 2017

Cinta itu bernama cemburu

Aku di sini bukanlah aku yang benar-benar aku yang menuliskan kalimat ini

Engkau di sini bukanlah engkau yang ada di hadapan tulisan ini

Biarkan “aku” menjadi engkau sendiri yang membacanya


Dan biarkan “engkau” menjadi satu orang nan tiada di sampingmu yang kaucinta

Aku melalui masa dimana mataku selalu menjadi ujung sumbu ledak

Pandangan mata yang rawan menyulut ledakan kepada hati

Dan telinga yang melalui dengarnya mampu menggoyahkan rasa

Keduanya hanya menangkap kenegatifan di luar sana

Maka aku menjadi hal lain yang inderaku sendiri tak mampu mengenalnya


Aku cemburu kepada ‘waktu’

Yang senantiasa memelukmu dalam sukamu, dukamu, lukamu

Menyaksikan tanganmu mengusap peluh hari-hari kerasmu


Aku cemburu kepada ‘angin’

Yang senantiasa membelai pelipis berkeringatmu

Memanjamu dari letih demi sepintas kesegaran


Aku cemburu kepada ‘sepatu cats" mu

Yang senantiasa mengalasi kaki dari langkah beratmu

Diingat ataupun tidak, ia rela kotor untukmu


Aku cemburu kepada ‘meja kerjamu'

Yang senantiasa menyamankan punggungmu demi sebuah sandaran hangat

Melihat mata kantuk dan muka lucumu di tengah luput pengawasan atasanmu


Aku cemburu kepada ‘sajadah’

Yang senantiasa menerbangkanmu dengan doamu menghadap Tuhan

Mendengarkan sujudmu dalam ratapan dan pengharapan


Aku cemburu kepada ‘kemarin’

Yang senantiasa menjadi warna indah dalam garis ingatanmu

Dan berubah sebagai antusiasme buah bibirmu tentang masa lalu


Maka kukatakan sendiri kepada telingaku

Bahwa aku bukanlah apa-apa

Tak lebih berfungsi dari sepatu cats sekalipun

Demikian segala rasa yang kupunya

Akan tetapi aku bisa bersembunyi dari iri-iri yang mengusik

Tulus berdoa bahwa yang terbaiklah yang selalu melekat padamu

Bahwa tangan Tuhan merenda indah atas kehidupanmu sampai pada akhir.


Bila kamu tidak suka aku cemburu

Tenang lah, tidak ada yang bakal pernah lebih dari itu.


*Cinta saya itu setia dan tidak bisa dikalahkan, kecuali 2 hal, orang ketiga dan wanita itu sendiri.. sekian*

Maka, kau harus Maluku untuk mencintaiku

 Oleh temanku, Rahmat Hidayat Madubun (Sombanussa) Pagi ketika aku terbangun, ketika pintu terbuka,jendela terbuka, aku masih tekun merindui...