Ketika saya sedang membuka album foto dari salah satu akun media sosial teman saya, terdapat beberapa foto lawas 2 tahun yang lalu saat menempuh puncak gunung Prau atau yang biasa disebut gunung Parahu oleh masyarakat sekitar , lantas menimbulkan sebuah pikiran alangkah baiknya saya ceritakan perjalanan momentum tersebut di blog pribadi saya ini, begini ceritanya...
Jakarta, 23 oktober 2015 .
Hari itu hari Jumat, kami semua sepakat untuk berangkat dihari yang berkah itu. Kami adalah sekelompok anak muda dari salah satu sekolah yang sama, mencoba untuk melakukan hal baru untuk terobosan memperkenalkan kepada temen teman saya yang sebelumnya belum pernah menanjak/mendaki gunung (karena disini yang sudah pernah mendaki adalah saya sendiri, teman saya mauludi , Muhammad Alhadi dan Ferry) untuk mencintai sebuah ciptaan Tuhan yang sungguh indah tersebut.
Kami berangkat dengan 1 kelompok berisikan 13 orang yang didalamnya terdiri dari 8 orang yang satu sekolah dengan saya, dan 5 orang lagi adalah adik dari teman saya.
Tepat dihari itu juga sekolah kami mengadakan pengambilan raport yang dianjurkan sebagai mana anak murid harus datang dengan orang tuanya, tapi kami dari 8 orang yang satu sekolah tersebut terpaksa bolos dari sekolah karena kami sudah terpaksa merencanakan kegiatan ini dari jauh jauh hari .
Sesudah habis sholat Jumat pukul 13.30 kami berkumpul ditempat kediaman sdr Ridwan yaitu teman saya untuk melakukan packing ulang dan breifing akhir sebelum perjalanan menuju kota Dieng, packing ini sebenarnya tidak memakan waktu yang lama, tapi karena kami menunggu 1 orang teman yang belum hadir akhirnya semua sepakat untuk menunda sampai teman kami yang terlambat datang itu hadir, kurang lebih 2 jam kami menunggu.
Alat - alatpun sudah siap semua, logistik pun juga sudah siap karena kami memang sudah merencanakan kegiatan ini sudah dari jauh jauh hari , dengan bermodalkan 350rb per orang.
Jam menunjukan pukul 15.30, kami semua sudah siap, teman saya pun yang terlambat sudah datang , akhirnya kami bergegas pergi dari tempat berkumpul menuju terminal Rawamangun .
Sebelumnya, kami sudah janjian kepada salah satu bapak sopir prima jasa yang ingin mengantar kami disana, dengan berjanji pukul jam 14.00 sudah sampai disana, tapi karena tadi ada teman yang telat akhirnya pun kita menunda dan menginfokan kami sampai disana pukul jam 16.00 untungnya bapak sopir ini baik kepada kita (maaf lupa namanya Haha).
Kami menaiki metromini 46 dengan bayar 200rb untuk dicarter dengan kami 13 orang, karena kalau engga dicarter 46 bakal terus ngetem sepanjang jalan yang dimana kami harus berburu waktu karena sudah berjanji kepada bapak tsb.
Singkat cerita akhirnya sampai di terminal Rawamangun pukul 16.30 , kami telat 30 menit karena terjebak macet sedikit. Tapi sekali lagi bapak sopir Primajasa tersebut mentolerir kami dengan senyuman manisnya, sungguh baik hati.
(Info aja nih, bapak sopir ini memang baik hati, sebelum hari keberangkatan kami mbooking bus tersebut dengan harga 80/orang dari harga 100rb/orang, katanya untuk anak pelajar yang gila menaiki gunung seperti kalian saya kasih murah, karena dia melihat kami seperti anaknya,baik hati kan)
Kami tiba di terminal tersebut, kami diarahkan kepada bus kami oleh bapak tersebut, akhirnya kami memilih tempat duduk dibelakang semua, bapak itupun sesudah kami sampai di terminal berbicara kepada kami menasehati:
"kalau nanti ada pengamen masuk jangan dikasih, kalau dikasih kebiasaan, lawan aja nanti bapak suruh temen bapak jagain kalian semua."
Begitulah kalimat yang diucap oleh bapak supir tersebut, maklumlah bapak itu melihat rombongan kami ada anak kecil 5 orang jadinya khawatir, tapi akhirnya bapak tersebut tidak ikut didalam bis karena tugasnya memang diterminal Rawamangun sebagai kepala bus. (Kami menyebutnya bapak sopir)
Jam menunjukan pukul 17.00 , sudah 30 menit kami diterminal Rawamangun untuk menunggu bus ready menuju Dieng, sebelumnya kami beristirahat didalam bus tersebut, sekedar membeli gorengan dan makanan kecil, ada yang pergi ke mushola untuk sholat, dan ada yang pergi ke tempat kecil untuk sesekali membuang air kecil.
Awan pun mulai mendung nampaknya kepergian kami ke Dieng diiringi hujan hujan sendu hehe. Akhirnya bus pun ready, kami disuruh masuk semua oleh awak bus dan bapak sopir tersebut. Bapak itu berpesan kepada temannya untuk menjaga kami semua, dan perjalanan menuju destinasi Dieng segera dimulaiiiiiii.....
Didalam bus hanya kami 13 orang dan 5 orang penumpang yang menuju Dieng + supir dan kenek nya, kebayang betapa kosongnya bus Primajasa ini, seperti dicarter sama kami semua padahal tidak, kami semua mengeteng.
Pukul jam 20.00 kami sudah lepas landas dari tol Bekasi , perjalanan pun lanjut. Udara dingin yang masuk dari luar menyelimuti kebahagiaan kami semua dengan bernyanyi disepanjang perjalanan, sambil berfoto ria layaknya sebuah artis ternama Haha. Teman kami yang tidur pun tak mau ketinggalan dengan ngorok ciri khasnya sambil dimainin oleh temen temen kami .
Perjalanan terus berlanjut, malam semakin Malam dan dingin semakin dingin didalam bus ini, saya adalah orang yang salah satunya selalu menikmati perjalanan, kapan pun dimana pun saya berpergian, saya berusaha tetap menikmati perjalanan disaat teman-teman saya beristirahat diperjalanan karena letih, tapi saya malah melek menjaga teman teman saya yang tertidur pulas karena letihnya perjalanan, dan itu sudah ciri khas saya entah sampai kapan .
Jam sudah menunjukan pukul 23.00, saya pun masih melek untuk berusaha menjaga barang barang yang saya bawa dan menjaga teman saya, bus kami pun sudah memasuki tol Cipali, tol yang baru saja selesai proyek nya tahun ini (2015) , beruntung saya langsung menikmati tol baru ini, karena jalannya hanya baru dilewati oleh beberapa mobil dan bus saja, dipinggir jalan pun belum ada lampu penerangan, terbatas untuk tol yang sepanjang didunia ini .
Pukul 23.00 supir dan awak bus akhirnya memberhentikan busnya di salah satu restoran area disepanjang tol Cipali ini, akhirnya pun saya membangunkan teman saya semuanya untuk segera bergegas turun beristirahat sambil mencari makanan untuk bekal diperjalanan selanjutnya.
Akhirnya kami pun turun dan berusaha mencari tempat untuk Kami semua beristirahat , sesekali saya mencari stop kontak yang kosong, hanya untuk melakukan cadangan baterai agar bisa mengabarkan kepada bidadari saya di Jakarta yang pastinya menunggu kabar saya Haha
Kami semua sudah istirahat, trakson telolet dari supir bus yang kami naiki pun sudah berbunyi sebagai tanda bahwa beristirahat sudah selesai dan segera melanjutkan perjalanan kembali menuju kota Dieng, akhirnya pun kami naik .
Singkat cerita, saya pun akhirnya tidak dapat melawan rasa kantuk, dan saya tertidur ditempat paling belakang diatas teman teman saya disebelah barang-barang kami (tempat barang) karena ini adalah tempat yang enak untuk tidur Haha.
Udara dingin Dieng yang menyelinap diantara selipan kaca masuk kedalam bus yang membuat saya terbangungun kaget melihat kami sudah tiba di kota Dieng ini, tepat pukul 05.30 hari Sabtu pagi.
Terlihat embun menghiasi tiap tiap kaca bus kami, saya pun membuka mata lalu melihat kearah teman saya semua yang masih tertidur lelap, kebo sekali.
Lalu saya mengarahkan pandangan saya kedepan, terlihat supir kami masih kuat matanya untuk mengendarakan bus tersebut sendirian karena keneknya pun sibuk dengan mimpi joroknya, sayapun segera bergegas ke depan menemani sulit tersebut sesekali bercengkrama.
Akhirnya kami pun tiba di terminal Wonosobo, dari terminal kami kembali mencarter sebuah angkutan umum atau yang sering masyarakat sekitar situ ucap adalah Elf, dengan harga 200rb sekali jalan dan tibalah kami di desa patak banteng pukul 08.00 wib .
Setelah tiba kami bergegas membersihkan diri sekedar menggosok gigi untuk bersiap menyantap makanan disalah satu basecamp di desa patak banteng ini. Harga seporsi makanannya pun murah, 7rb untuk sepiring nasi yang didalamnya terdapat tempe, telor , sayur dan ayam, di Jakarta mana ada warteg yang jual begini .
Pukul 09.00 kami kembali mempacking ulang barang-barang kami, menyortir untuk disatukan logistik masuknya ke ransel yang berisikan logistik, air dengan air dan pakaian dengan pakaian, agar seimbang. Lalu kami breifing akhir sebelum memulai pendakian dengan berdoa bersama .
Kami memulai tracking dari desa patak banteng, terlihat warga sekitar antusias melihat banyaknya pendaki yang ingin mendaki dengan sesekali mengucapkan semangat kepada kami semua, ramah sekali warga disini .
Kami pun berhenti di pemberhentian awal yaitu tempat pendaftaran untuk simaksi dengan harga tieket 10rb per orang , disana kami berkumpul dengan kelompok pendaki yang lain untuk sesekali memperkenalkan diri, akhirnya pun kami segera melanjutkan perjalanan karena registrasi pun sudah selesai .
Akhirnya kami pun sampai di pos 1 sikut Dewo, saya pun langsung menanyakan kepada semua teman saya apakah ingin istirahat atau lanjut? Teman saya pun mengatakan untuk beristirahat, saya memaklumi itu karena sebagian besar rombongan yang saya bawa adalah pemula dan anak kecil .
Setelah kami istirahat kami melanjutkan perjalanan, saya pun sempat bergantian ransel/daypack yang saya bawa awalnya hanya pakaian dari sebagian semuanya kini bergantian dengan teman saya yang terlihat capek membawa 18Liter air.
Kami pun akhirnya tiba di pos 2 canggal walangan, kembali kamu harus menepi sebentar karena teman teman saya sudah letih, akhirnya kita melepas dahaga sebentar untuk kembali melanjutkan menuju pos 3 .
Menuju pos 3 semakin terjal tracknya. Pasir yang berterbangan ditiup angin kini terlihat jelas dimata diantara tanah merah dan batu terjal nya. Dan akhirnya kami pun sampai di peristirahatan terakhir yaitu Pos 3 Cacingan, disini kami lama beristirahat karena ada salah satu teman kami yang sudah tidak kuat lagi, dengan semangat kepemimpinan saya pun berusaha untuk menguatkan semangat teman saya ini, memacu adrenalin nya supaya kembali meninggi dengan berbohong bahwa puncak sebentar lagi hehe (padahal saya pun belum tahu puncak masih lama atau sebentar lagi)
Akhirnya teman saya pun bangkit setelah beristirahat dan melepas dahaga cukup lama di pos 3 ini, kami pun bergegas menuju puncak Prau 2565 mdpl .
Disela sela perjalanan menuju puncak, sesekali saya melihat kebawah, disini saya kagum apa yang Allah ciptakan kepada umatnya begitu luar biasa, terlihat view pemandangan cantik desa patak banteng dari kejauhan cantiknya luar biasa, nikmat Tuhan mana lagi yang kau dustakan?
Dengan usaha yang keras dan pantang menyerah, membawa anak kecil yang nyalinya besar, semangat yang tak pernah padam akhirnya kami tiba dipuncak tertinggi pegunungan Dieng, Gung prahu/gunung Prau pukul 13.00 wib, luar biasa kawan!
Kami pun segera bergegas merekam perjalanan kami yang menakjubkan ini sesekali mengambil view dari yang terbaik, tak lupa juga kami langsung berberes untuk mendirikan 2 buah tenda yang nantinya sebagai tempat peristirahatan kami malam ini di bukit Teletubbies.
Kami pun segera memasak logistik yang kami bawa untuk menyantap siang sejuk ini didalam tenda .
Hari pun kini berganti malam, semakin dingin udara disini membuat saya menggunakan 2 buah lapis jaket tebal, 2 buah sarung tangan, celana training panjang, kaos kaki dan sleeping bag. Disaat itu memang saya sedang merasakan tidak enak badan, jika saya paksa keluar untuk melihat keindahan alam puncak Prau, menemani teman saya yang pada bernyanyi, maka hipotermia yang bakal saya dapat nantinya .
Akhirnya cerita ini saya skip sampai disini karena disepanjang malam saya berada didalam tenda untuk tidak keluar maka cerita saat malam hari disini saya tidak bawakan, menurut saya itu adalah alay hahahaha .
Pagi pun datang, terlihat matahari malu malu menampakan wajahnya diantara embun dan awan gelap kota Dieng ini, seperti pendaki lainnya, yang paling indah mendaki adalah menantikan moment sunset dan sunrise, karena saya tidak dapat moment sunset, maka sunrise pun saya kejar, akhirnya saya pun sempat mengabadikan moment tersebut lewat hape teman saya, sungguh menakjubkan!
Pukul 08.00 kami semua merapihkan peralatan kami semua, kami sepakat untuk turun pagi hari ini dikarenakan jika terlalu lama hingga sore yang ada kejebak malam, membawa anak kecil saat malam itu bukan hal yang baik. Kami pun turun via Dieng, disana pun terdapat view yang indah lainnya selain bukit Teletubbies, ada juga tiang pemancar diatas gunung via Dieng, entah ini listrik atau sinyal siapa yang nyasar kesini hihi
Di jalur Dieng inilah saya mendapatkan sinyal, langsung saja saya mengabarkan kepada orang dirumah bahwa saya turun pagi ini dan hendak kembali ke Jakarta, sebelum saya membuat pesan tiba tiba ada bbm masuk dari teman bahwa kami 8 orang yang bolos sekolah bakal kena hukuman setelah sampai di Jakarta, buseett hukuman menanti setelah refreshing
Akhirnya kami pun tiba dibawah, di basecamp jalur via Dieng. Segeralah kami bergegas merapihkan diri untuk mandi dan langsung bersantap makan siang karena jam sudah menunjukan pukul 11.00 waktu Dieng .
Karena kami semua masih punya bahan logistik yang tidak kami gunakan diatas, maka iniskatiflah kami tidak akan menggunakan uang untuk membeli makanan, melainkan untuk memasak di depan basecamp ini menggunakan kompor nesting kami semua masih terasa seperti diatas gunung , tapi gapapa memang ini jalannya pendaki kok. Kami memasak sosis, telur, nasi dan ikan sarden, kurang lebih 3 jam setengah kami menghabiskan waktu di basecamp untuk mandi makan dan menikmati desa Dieng .
Jam menunjukan pukul 15.00wib kami pun ditawari oleh salah satu bapak didekat basecamp tersebut bahwa dia akan menyewakan sebuah mobil Elf kepada kita untuk mengantarkan ke terminal Wonosobo , akhirnya kita pun sepakat dan bergegas menuju terminal Wonosobo.
Sesampainya diterminal pukul 17.00 kami kehabisan bus yang kearah Jakarta, hanya tinggal bus Primajasa yang ke arah Bandung, salah satu caranya kami harus menginap diterminal untuk mendapatkan bus tersebut atau lanjut naik kearah Bandung dengan berhenti di tol Pasteur untuk menyambung bus arah Jakarta.
Karena notabene ya kami semua pelajar dan hari ini adalah hari Minggu, maka kami tidak mau menambah bolos 1 hari karena besoknya pun kami harus sekolah, sudah ada hukuman yang kami tunggu disana. Kedua kami semua adalah Persija fans kegunung saja bawa atribut, gamungkin kita naik jurusan bandung, lalu saya pun mempunyai ide, langsung saja berdiskusi kepada yang lainnya untuk menyewa sebuah mobil traveling di salah satu terminal Wonosobo .
Karena duit masih ada sisa 1,8jt akhirnya kami sepakat menyewa travel tersebut untuk kembali ke Jakarta malam ini juga .
Kita semua berfikir kalau kita sampai di Jakarta pukul 04.00 dan berusaha mengakali tetap sekolah Senin itu juga ketika sampai, tapi perjalanan tidak ada yang tahu, kami hampir saja mengalami kecelakaan ketika diperjalanan salah satu ban sebelah kiri dibelakang terlepas, sontak mobil itu pun miring kekiri, Untung saja Allah masih sayang sm kita semua dan diberi jalan untuk pulang. Kita semua sampai di Jakarta pukul 08.00 wib dan tiba dikediaman Ridwan untuk menyantap makan pagi .
Inilah cerita yang saya dapat ceritakan, sebenarnya masih panjang yang harus saya ceritakan, tidak cukup diceritakan di blog ini. saya banyak belajar dari setiap kejadian yang saya alami bahwa, uang bukan yang terpenting dalam hidup, melainkan waktu! Waktu yang dapat membuat kita berjalan ke depan, tapi tak bisa kita ulang.
Sukses semua untuk 13 orang yang pernah saya kenal dan saya bawa ke gunung ini, jangan lupa momentum kebersamaan kita.
*selesai
Berikut foto-foto hasil pendakian :