Friday, May 26, 2023

Rinduku telah renta

 Sebelum aku menjadi busuk dan berada di tetumpukan sampah, dicumbui lalat, dan di kelilingi aroma tidak sedap sepanjang tubuhku. Ku harap, kau tak pernah kesal mendengarnya. Sebab kini, tidak semua sampah pun bisa dimiliki mu, pasti kau buang.


Aku pernah berharap menjadi sebuah kamboja yang selalu identik dengan senja,agar kau tetap nyaman ketika berada pada titik bersamaku, namun itu letih untuk setiap pemikiran pemikiran menyeketukan semesta. 


Ketahuilah La, di balik besarnya gunung semeru yang megah, terdapat sebuah rindu tebal yang terus mengering di setiap ladang savana nya. 


Tatapan dan semerkah meronanya senyummu, tak bisa menggantikan indahnya ranum kumbolo


Molek dan langsing nya tubuhmu tak bisa di samakan indahnya mandalawangi Pangrango


Apakah aku harus bilang kepada Syahrir, bahwa apa yang dikatakan nya tentang Banda neira adalah salah? karena bagiku, adalah Kau.


Atau aku harus membangunkan Soekarno dari semayamnya di blitar hanya untuk mengatakan bahwa pasangan setia bukan hanya di Bandung.


Sejak kau pergi bersama semua impian yang pernah hadir untuk di ciptakan, aku masih saja terjebak di relung nostalgila, mencoba menantang wahana dari hati si rapuh yang tidak bisa menahan keluh tiap dusta yang datang dari ribuan kata - kata gaduh. 


Tak khayal, tiap detiknya aku di ketemukan ribuan imitasi setiap bayang-bayang dustamu, berkecamuk dalam emosi syaraf yang tiap hari tegang karna tak kunjung selesai terhadap semua rindu-rindu.


Dalam hal sulit itu pula, aku selalu meremedial setiap kejadian yang pernah kita kerjakan, berusaha untuk lebih baik, seperti halnya yang pernah kau ucapkan kepadaku sesaat sebelum kau pergi dengan segala impianmu.


Di dalam sekat hutan gunung merbabu, aku berkata,


Edelweiss basah ini, biarkan menjadi saksi betapa besarnya seorang aku yang pernah mencintaimu dengan keras, walau akhirnya, kita pun di akhiri dengan cara yang lebih keras.



Selamat berhati-hati di jalan, seumpama terjegal, kau boleh istirahat sebentar, membereskan sisa puing hati yang pecah

No comments:

Post a Comment

Maka, kau harus Maluku untuk mencintaiku

 Oleh temanku, Rahmat Hidayat Madubun (Sombanussa) Pagi ketika aku terbangun, ketika pintu terbuka,jendela terbuka, aku masih tekun merindui...