Saturday, February 18, 2017

Kekhilafan kecil

Malam itu tepat pukul 20.00 terjadi perdebatan kecil antara anak laki laki yang dicintai dengan nya.

Perdebatan itu hanyalah sebuah kesalahpahaman antara dua belah pihak yang berseteru, anak laki itu memberi penjelasan A , sementara dia menjelaskan penjelasan B.

Mereka berdua salah mengartikan sebuah kalimat, entah siapa yang benar dan pada dasarnya pepatah yang mengatakan "orang tua selalu benar" itu memang terealisasikan malam itu.

Perdebatan sepele itu akhirnya menuju puncak, wanita yang mencintai anak laki-lakinya dengan sepenuh hati tersebut perlahan-lahan meneteskan air matanya, berusaha keras untuk menjelaskan kepada anak laki yang dicintainya itu adalah sebuah kebenaran.

Mungkin, emosi yang kalap, otak yang kosong dan hitam membuat anak tersebut bersikukuh kepada pendiriannya, bahwa dia tidak salah dan wanita yang dia cintai nya itu lah yang salah.

Akhirnya, dengan setengah hati yang keras, pikiran kacau dan otak yang gelap, anak laki itu meninggalkan wanita tersebut dengan yang lainnya, dia rela pergi untuk tidak menjadi manusia yang dituntut selalu salah didalam rumah.

Maafkan anakmu ini mah, saya mungkin yang salah dengar, saya mungkin yang salah, saya terpaksa meninggalkan semuanya disini, maafkan saya telah membuat hati mamah hancur, dan membuat air mata yang indah itu turun, sekali lagi saya minta maaf. Mungkin atas kejadian ini, saya bisa berfikir lebih jauh lagi tentang rasanya mengalahkan sikap egois, emosi dan merasa selalu benar. Biarkan saya sementara disini, ditempat persembunyian saya untuk menenangkan diri dan mengevaluasi nya.

Selamanya, saya sayang kamu, Mamahku :')

*tulisan ini atas inisiatif hati kecil saya untuk mamah*

Friday, February 3, 2017

Fenomena tim "ghaib" dan perilaku bisnis sepak bola di Indonesia

Membicarakan tentang dunia sepak bola memang tidak akan ada habisnya, sepak bola pertama kali diciptakan sebagai alat hiburan (awalnya) bagi sebagian kaum tertindas yang setiap harinya dipaksa untuk kerja rodi di zaman peperangan.

Adapun diIndonesia sepak bola sama halnya diluar, dijadikan alat sebagai pemberontakan kaum pribumi terhadap kaum penjajah saat itu, seperti contoh Bond-bond  (perkumpulan sepak bola) pribumi yang saat itu berdiri adalah VIJ yang selalu melawan/berontak kepada NIVU (Bond/perkumpulan sepak bola Belanda) agar rakyat pribumi tidak selalu diremehkan, dan sampai akhirnya sepak bola pun diresmikan bukan sekedar ajang pemberontakan, melainkan sudah menjadi sarana olahraga bahkan manipulasi politik, hingga perilaku bisnis!

Kenapa saya bilang begitu?

Iya karena di zaman modern seperti sekarang ini, sepak bola bukan sebagai ajang olahraga semata, tetapi sudah menyerong dari arah kiblatnya, selain dijadikan alat taruhan/judi ya hehe

Disini saya tidak akan membahas secara detail berapa keuntungan yang diraih dari setiap pelaku yang mendapatkan keuntungan atas nama sepak bola itu, akan tetapi saya akan membahas tentang  beberapa klub "ghaib" yang pada dasarnya menjurus ke perilaku bisnis itu, karena timbul kecurigaan saya dan uneg uneg saya selama ini sebagai penikmat sepak bola original.

Ada beberapa dari sekian klub diIndonesia yang lahir secara instan tanpa adanya proses demi proses selayaknya beras yang menjadi nasi, dan disitu saya memberikan nama klub tersebut dengan sebutan "ghaib", sebelumnya saya meminta maaf bukan untuk menyinggung siapapun, tapi realistisnya memang seperti itu, instan dan ghaib.

Ada beberapa klub yang tiba-tiba hadir di satu liga teratas di indonesia, padahal sebelumnya belum pernah ada klub tersebut di 2 kasta sebelumnya, ada lagi juga yang berusaha merger/kerjasama dengan tim yang sudah ada (mempunyai proses) dengan alasan ingin bekerja sama, lalu mengganti nama dengan cara menggabungkan nama tim yang sudah ada dan nama tim yang ghaib tersebut demi sebuah bisnis belaka.

Mengapa saya berbicara tentang klub ghaib ini?

Disini saya merasa curiga diantara sebagian orang-orang yang ada dibelakang sana, Ketika tim tersebut sudah muncul di kasta tertinggi disebuah liga, pihak penyelenggara , pemilik klub ataupun yang bersangkutan dgn klub ghaib tersebut, dan federasi merencakan sebuah sistim buruk, dimana ada kesengajaan yang menjadikan tim itu sebagai juara/champions di suatu liga tersebut.

Lantas apakah benar?

Menurut saya benar, karena logikanya setiap klub yang baru nongol bisa mengalahkan sebesar tim yang sudah mempunyai proses panjang itu terbilang aneh .

Perilaku bisnis didalam sepak bola bersama tim ghaib itu terlihat ketika :

Pertama, Menjadikan klub ghaib itu sebagai juara, demi meraup keuntungan dan menarik simpati banyak suporter agar mendukung klub tersebut? Ya itu pasti alasannya.

Kedua, dengan mendatangkan beberapa pemain bintang berkelas. Dengan mendatangkan beberapa pemain bintang berkelas, membuat tim menjadi terkenal dan menarik pihak sponsor, ujung ujungnya duit kembali.

Ketiga, ini yg lebih penting dari setiap point dan uneg-uneg saya, adalah menjadikan tim dan pemain serta jajarannya sebagai alat sapi perah semata demi meraup keuntungan pihak perilaku bisnis tersebut, sungguh biadab.

Singkat cerita, jika ingin membuat klub baru atau sejenisnya saya harapkan ada sebuah proses dimana seperti klub klub bersejarah sebelumnya, karena saya rasa itu adil dan bijaksana. banyak kecemburuan klub di 2 kasta sebelumnya yang melihat keanehan tim ghaib tersebut. Mereka berjuang dari bawah, sementara ada klub baru tiba tiba nongol di pentas liga kasta pertama .

saya ingin melihat kebangkitan klub/tim di Indonesia dengan lebih baik, tanpa adanya campur tangan bisnis apalagi politik, karena ini sepak bola sebagai ajang olahraga dan hiburan bagi penikmatnya...

Football for you and for me, not to fucking industry !

Maka, kau harus Maluku untuk mencintaiku

 Oleh temanku, Rahmat Hidayat Madubun (Sombanussa) Pagi ketika aku terbangun, ketika pintu terbuka,jendela terbuka, aku masih tekun merindui...