Friday, December 27, 2024

Laki-laki, tak boleh patah arang. Katanya!

Dalam pekik kerongkong hela nafas yang meraup citra seudara hidung sengal mu dan setiap tetesan keringat yang menggumpal di derut dahi yang kotor, kau hempaskan rasa lelah nan tiada akhir di punggung kekarmu setiap hari.


Kerasnya kehidupan, cicilan akhir bulan, dapur yang harus ngebul, token listrik yang setiap minggu berbunyi, dan setiap hal-hal yang tidak mewajarkan kita untuk tetap kokoh berdiri tanpa payung yang jelas, berpadu dengan setiap kopi dan sebatang rokok yang kau hisap perlahan - lahan setiap harinya, itu kamuflase semata untuk menghilangkan rasa kusut dengan tidak di barengi pondasi makan teratur agar kita terus tetap kuat. 


Kau tak pernah kesal ketika mereka meminta alasan untuk tetap terus mendengarkan kegelisahan nya di ranjang asmara atau meja makan sederhana. Kau tak pernah mengeluh pada setiap jengkal kaki yang mulai lumpuh karena harus berjalan jauh disaat harga pokok yang mulai melambung.

Kau juga tak pernah meminta hujan, dalam setiap terik yang kau hadapi saat kau sedang memikirkan bagaimana rumus dan pola untuk mengurai kekusutan hidup. 

Mereka tahu itu
Mereka mendengar itu
Bahkan mereka melihat 

Namun, tak pernah ada alasan laki-laki harus tetap kuat akarnya dalam keadaan apapun.

Konon, katanya laki-laki harus pandai menyembunyikan luka, pada siapapun, dan dimanapun itu.

Benar kata ibuku dulu, sehabis pulang kerja.. Bapak selalu tidak mau masuk rumah, bukan berarti ia tidak capek seharian kerja, tapi cara dia untuk berinteraksi pada diri sendiri adalah dengan berdiam diri didepan teras, lagi-lagi hanya kopi dan sebatang rokok, teman setianya, dan sialnya kita hari ini pula kedepan nya yang akan melanjutkan.

Laki-laki, tak boleh pantang arang. Biarpun perahunya bocor layarnya robek dan kemudinya patah, gelombang besar harus tetap di tempuh dengan kapal, bagaimanapun juga walau nahkoda tak handal. Putar haluan adalah hal yang haram. 


Beribu alasan banyak di temukan laki-laki yang mendiami Rumah sakit gangguan jiwa, juga ada beberapa data tentang kematian. Besarnya kematian yang di alami laki-laki karena menghakhiri takdirnya sendiri, namun itu tidak cukup membuat laki-laki tetap dijadikan penyetaraan pemakluman perasaan.


Laki-laki, harus tetap di unggulkan dalam hal apapun, namun tidak dengan perasaan dan pikiran nya yang kacau.

Laki-laki harus tetap edgy dimata laki-laki, maupun dimata siapapun. 

Efek domino maskulinitas adalah hal yang membuat laki-laki harus tetap kokoh. Karenanya, laki-laki hidup untuk lahir, bekerja dan mati.


Akhir kata:

"Laki-laki tidak pernah bercerita, namun hatinya selalu berkarat dan selalu berusaha untuk menyebuhkan karat tersebut demi siapapun."

Untuk semua, laki-laki yang terus berjuang di dunia, jangan patah arang!

Maka, kau harus Maluku untuk mencintaiku

 Oleh temanku, Rahmat Hidayat Madubun (Sombanussa) Pagi ketika aku terbangun, ketika pintu terbuka,jendela terbuka, aku masih tekun merindui...