Friday, September 29, 2023

Berkelanalah yang jauh, jangan lupa pulang

 Rumah adalah sebuah payung ketenangan untuk semua pulang. Rumah pula tempat ternyaman untuk kita selalu berteduh dalam kehujanan maupun kepanasan. Setiap rumah, akan selalu berisikan setiap barang-barang sesuai keinginan pemiliknya. Ada yang di rancang kuat, dibuat muat, Lega. Ada pula yang rumah yang di peruntukkan hanya untuk tempat inggal, namun walau begitu, walaupun sederhana hanya sepetak, kehangatan dalam sebuah rumah akan kemungkinan selalu terjaga.


Dalam sebuah rumah, juga akan terisi sebuah anggota keluarga, ada yang bahagia dengan 4 anggota keluarga, ada yang senang dengan banyak sanak saudara, bahkan ada pula yang merawat kerabat maupun rekan sejawat untuk tinggal bersama.


Tak hayal, banyak sekali perbedaan pendapat yang sering terjadi ketika rumah berisikan lebih dari 2 anggota keluarga. Namun pada dasarnya, tujuan sama. Sama sama saling menguatkan untuk sebuah nama, bernama Rumah.


Dalam peruntukkan tersebut, mungkin kita boleh menghalalkan bagaimana sering terjadi disetiap rumah, akan ada 1 anggota keluarga yang pergi keluar rumah untuk meraih masa depan, mengembangkan sayapnya di luar sana, walaupun angin di luar memang semakin kencang menerpa.



Sering kali terjadi, bahkan dalam pengalaman pribadi, bagaimana kawan saya dulu sukar berpergian menghampiri rumah saya dan menetap di tempat tinggal, karena alasan perbedaan pendapat antaranya dengan keluarga (Ayah)


Mereka terbentur karena ketetapan dan aturan keluarga yang menyangkal bahwa sebuah pilihannya adalah hal yang kurang tepat. Mereka berfikir bahwa, orang rumah tidak selalu mulus dalam memberikan arahan untuk masa depannya. Walaupun demikian, tidak sepenuhnya ada pembenaran untuk kabur dari Rumah.



Tuntutan Ayah - bunda, Abang adik, bagaimana seorang kawan harus mengemban cita cita mereka di atas pundaknya, yang seharusnya mereka pun mempunyai cita-cinta pribadi, untuk kesuksesan masa depan nya. 



Kawan ku bercerita, ia pergi keluar rumah bukan untuk melarikan diri dari semua tanggungan yang berada di pundak nya, ia pergi keluar karna ia mau berkelana sejauh mungkin, untuk membawa pengalaman luar yang terbaik menujur tempat paling akhir persinggahan, bernama rumah.


Tak apa kau berkelana sejauh mungkin, tak apa kau mengasingkan diri dari kesumpekan rumah dan semua masalah nya. Berkelana lah sejauh yang kau tempuh, namun ketika semua nya sudah kau dapatkan yang terbaik, kau perlu ingat. Tempat berkelana paling mengesankan adalah sebuah Rumah.


Jalan yang jauh, jangan lupa pulang 


Maka, kau harus Maluku untuk mencintaiku

 Oleh temanku, Rahmat Hidayat Madubun (Sombanussa) Pagi ketika aku terbangun, ketika pintu terbuka,jendela terbuka, aku masih tekun merindui...