Hidup itu seperti sepak bola, kadang kita dipapan bawah, kadang juga kita di papan tengah, lalu kita beranjak ke papan atas, sampai akhirnya kita kembali ke papan bawah bahkan sampai mendekati zona degradasi, seperti itulah.
Hidup juga sama halnya seperti klub, pemain , pelatih , official dan supporter, mereka bersatu dalam satu naungan hidup yang bernamakan sebuah klub
Disebuah klub, tentunya terdapat pelatih hebat, pemain serba bisa, dokter yang selalu memberi asupan gizi yang sedap, suporter yang loyal dan official team yang cepat tanggap, sama halnya dengan hidup, kita mengenal beberapa sifat dari beberapa kesatuan yang membuat kita menjadi sebuah kesebelasan.
Maka, sesederhana itulah saya meng-analogikan itu.
Lalu apa kesamaannya dengan kita?
Kita adalah sebuah kesatuan yang membentuk seperti sebuah klub, saya adalah coach dan Anda adalah pemain, jalan terbaik adalah dokter, mereka semua adalah suporter, dan keluarga kita adalah official tim
Pada saat ini," klub" kita sedang dilanda "krisis finansial" dimana pasang surutnya "prestasi" kita dari tahun ke tahun yang membuat kita "terpaksa" berada di posisi paling buncit, zona degradasi.
Mungkin, saya berharap ini adalah untuk terakhir kalinya kita berada di zona tersebut , lalu kita perlahan lahan beranjak menuju papan tengah, bahkan kita bisa lagi berada di posisi paling atas.
Saat ini, kita telah ditinggalkan beberapa "pemain" yang bermain dengan "hati" masing-masing, bukan mereka tidak cinta, tapi mereka ingin karier mereka lebih baik kedepannya, juga untuk klub kita, agar kita bisa evaluasi kedepannya, dimana letak kesalahan kita.
Mungkin juga saat ini , mereka para "suporter" telah menertawakan kita yang tengah berjuang bersama sama untuk keluar dari zona degradasi ini, ada juga yang memberikan semangat kepada kita dengan cara mereka tetap tinggal untuk selalu menemani kita, klub kesayangan kita.. ah tapi itu hanya bagian dari kecil saja.
Atau mungkin? "Official tim" kita juga mulai jenuh, melihat pola yang selalu kita terapkan bersama sama? Setahu saya sebagai "coach" saya selalu memberikan ramuan dan strategi terbaik untuk kamu "pemain" yang berjuang demi sebuah "klub" tercinta ini, tapi nampaknya Dewi Fortuna belum hinggap dengan kita.
Atau kita perlu mendatangkan lagi "dokter" yang berkualitas? Untuk memberikan sebuah doping supaya "pemain" - "pemain" kita tidak pernah merasakan letih ? Mungkin saja, kalau itu diperlukan.
Ah itu mungkin keliruan dari beberapa pihak saja.
Tetapi, sebagai "coach" saya hanya berharap kepada kalian: "pemain" , "suporter" , "dokter" dan juga "official team" agar tetap terus berada dalam satu kesatuan.
Mungkin selama ini pikir saya, saya salah menukangi "klub" ini, padahal sepenuh hati saya selalu menjalankan tugas untuk "klub" ini, tapi ya sudahlah.
Rasa tidak kepercayaan "pemain" terhadap saya, kecewanya "suporter" kepada saya, akan saya tutupi dengan kualitas yang selama ini saya punya , agar saya bisa meyakinkan yang lainnya seperti "dokter" dan "official tim" agar tidak terpengaruh selebihnya.
Saya berharap ada kesempatan untuk kedua kalinya menukangi sebuah "klub" ini, saya berjanji akan membawa "klub" ini berjaya kembali, kepapan atas sekalipun !
Terakhir saya ucapkan, maaf saya gagal menjadi "coach" yg terbaik buat kalian.
Wednesday, December 6, 2017
Subscribe to:
Posts (Atom)
Maka, kau harus Maluku untuk mencintaiku
Oleh temanku, Rahmat Hidayat Madubun (Sombanussa) Pagi ketika aku terbangun, ketika pintu terbuka,jendela terbuka, aku masih tekun merindui...
-
Pukul 3 pagi, jumat di oktober awal dini hari setelah usai pulang kerja dan mengantar kekasih tersayang kerumahnya di dekat daerah Mampang,...
-
Indonesia adalah sebuah negara yang mempunyai politik sangat kuat, mungkin di beberapa negara pula sama, namun pada prakteknya, politik di ...